PEMBELAJARAN TAJWID DAN SEJARAHNYA





Tajwid Asalnya dari Lafadz Jawwada-Yujawwidu-Tajwiidan
جوّد يجوّد تجويدا
Artinya : Membuat Sesuatu Menjadi lebih Bagus.

QS. Al Muzammil Ayat 4 :
ورتل القرأن ترتيلا
"Dan Bacalah Al Quran dengan Tartil (Perlahan-lahan dan Tahsin)".

Adapun Makna Tartil disini Adalah :
تجويدُ الحروفِ ومعرفةِ الوقوفِ
"Membaca Huruf-hurufnya dengan Bagus (Sesuai dengan Makhroj dan Shifatnya) dan Tahu Tempat-tempat Waqof".

Diharapkan dengan Tajwid ini Bisa Mengucapkan Setiap Huruf sesuai dengan Makhrojnya Menurut Sifat-sifat Huruf yang diucapkan, baik Berdasarkan Sifat Asalnya maupun Berdasarkan Sifat-sifatnya yang Baru. Maka atas Perintah Alloh SWT diatas tentang Tartil lalu Rosululloh S.A.W. Mengajarkan Para Sahabat Demikian juga Berdasarkan Sebagaimana Turunnya Al Quran sehingga Pembacaan Al Quran ini Ternyata Bukanlah Suatu Ilmu Hasil dari Ijtihad (Fatwa) dari Para Ulama yang diolah Berdasarkan Dalil-dalil dari Al Quran dan Sunnah, Tetapi Pembacaan Al Quran ini Adalah Murni dari Suatu yang Taufiqi (diambil Terus) Melalui Riwayat dari Sumbernya yang Asalnya dari Pengajaran Rosulullah SAW.

Adapun Memang Penulisan Al Quran yg Awalnya Tanpa Titik lalu dijaman Sayyidinaa Utsman diperbaiki shg dikenalah dgn Qur'an Utsmani kemudian dilengkapi Baris-baris A'rob pada setiap Huruf dan Lafadznya yang diketuai oleh Abu Aswad Ad Duali dan Al Kholil bin Ahmad Al Farohidi, Hal itu dilakukan disaat Marak Umat Islam Banyak yang Salah ketika Membaca Al Quran shg Perlu diluruskan Melalui Tulisan yg dikenal dgn Qur'an Utsmani ini dan diperbanyak Copiannya Sebanyak 7 Kitab yang disebarkan pada 7 Negara kemudian pada Abad ke-2 setelah Islam Menguasai Roma, Persia d.l.l. shg Banyak Bahasa Arab Bercampur dengan Bahasa-bahasa Negara Lain Taklukan Islam maka pada Abad ke-3 Para Ulama Tabi'in Membuat Rumusan Ijtihad dalam Ilmu Qiro'atnya Baik Riwayat Maupun Lahjahnya oleh Imam Abu ‘Ubaid Al Qosim Ibnu Salam dalam kitabnya yang Berjudul “Al Qiro'at” pada kurun ke-3 Hijrah, Termasuk Qiro'at yang Terkenal saat itu Apa yang disusun oleh Imam Abu ‘Umar Hafs

Ad Duri seperti Qiro'at Apa yang Sering Kita Baca saat ini Adalah Riwayat Imam Hafs bin Sulaiman ini, Termasuk juga Sya'ir-sya'ir Tajwid yang disusun oleh Imam Abu Mazahim Al Haqani.

Pada Abad ke-4 oleh Imam Ibnu Mujahid Al Baghdadi, Beliau Berhasil Mengumpulkan 7 Qiro'at Imam dengan 14 Imam Riwayat (Qiro'at Sab'ah) dalam Sebuah Kitabnya yang Berjudul : “Kitabus Sab’ah”, Maka dari Sinilah Banyak Para Ulama yang Mahir dan Trampil dalam Ilmu Qiro'at dgn Membuat Kitab-kitab Panduan Lengkap spt : Imam Abu ‘Amr Ad-Dani dengan Kitab At Taysirnya, Imam Asy Syatibi At Tahani dengan kitab Hirzul Amani wa Wajhut Tahaninya d.l.l. shg Ilmu Tajwid dengan Ilmu Qiro'at selalu Bergandengan. Berikutnya Ulama Pakar Tajwid dan Qiro'at yang Terkenal spt Imam Ibnul Jazari Melalui Kitab An-Nasyr, Toyyibatun Nasyr, At Tamhid (Matan Al Jazariyyah) dan Ad-Durratul Mudhiyyah dimana Beliau Membahas tentang  Ilmu Qiro'at 'Asyaroh (Sepuluh Imam Qiro'at dengan 20 Imam Periwayat) hingga sampai Kesininya. jika ditulis Ringkas Begini :

A. Para Imam Qiro’at Mutawwatir Sab’ah (Tujuh), sbb :
1. Imam Ibnu Katsir Mekah (45H-120H)
Beliau Belajar Qiro'at kepada Imam Abu Said Abdullah Al-Makhzumi dari Sahabat Ubay Bin Ka’ab R.A. dan Sahabat Umar Bin Khotthob R.A. sedangkan Kedua Murid Periwayatnya Adalah Imam Al-Bazi (170H-250H) dan Imam Qunbul (195H-291H)

2. Imam Nafi’ Isfahan Madinah (70H-169H)
Beliau Belajar Qiroat kepadaImam Abu Ja’far, Abdurahman Bin Harmaz Al-A’roj dan Imam Muslim Bin Jandab dari Sahabat Ibnu Abbas R.A, Sahabat Abi Hurairoh R.A. dan Sahabat Ubay Bin Ka’ab R.A. sedangkan Kedua Murid Periwayatnya Adalah Imam Qolun (120H-220H) dan Imam Wares (110H-177H).

3. Imam Abu Umar Bashroh Iraq (70H-154H)
Belajar Qiro'at kepada Imam Abu Ja’far Yazid dan Imam Hasan Al Bashri dari Sahabat Ubay Bin Ka’ab R.A. dan Sahabat Umar Bin Khotthob R.A. sedangkan Kedua Murid Periwayatnya Adalah Imam Ad-Duri (-Syawal 246H) dan Imam As-Susi (-261H).

4. Imam Ibnu Amir Damasqus Syiria (21H-118H),
Beliau Belajar Qiro'at kepada Abu Darda, Al-Mughiroh Al-Makhzumi dari Sahabat Usman Bin Affan R.A. sedangkan Kedua Murid Periwayatnya Adalah Imam Hisyam (153H-245H) dan Imam Ibnu Dzakwan (173H-242H).

5. Imam Ashim Abu Bakar Bin Abin Najud Bin Bahdilah Bin Malik Kufah (-127/128H)
Beliau Belajar Qiro'at kepada Imam Abdurrahman Abdullah Bin Habib As Salami dari Sahabat Usman Bin Affan R.A., Sahabat Ali Bin Abi Tholib R.A., Sahabat Ibnu Mas’ud R.A., Sahabat Zaid Bin Tsabit R.A. dan Sahabat Ubay Bin Ka’ab R.A. sedangkan Kedua Murid Periwayatnya Adalah Imam Syu’bah (93H-193H) dan Imam Hafes Bin Sulaiman (90H-180H), Inilah Bacaan yang Sering Kita Baca sampai saat ini di Indonesia.

6. Imam Hamzah Kufah (156H-216H)
Beliau Belajar Qiro'at kepada Imam Abu Muhammad Sulaiman Bin Mihrom Al-A’mas dan Imam Yahya Bin Watsad Al-Asdi dari Imam Ashim dan Imam Abi Syabil Al-Qomah Bin Qoyis dari Ibnu Mas’ud R.A. sedangkan Kedua Murid Periwayatnya Adalah Imam Kholaf (150H-229H) dan Imam Kholad (-220H).

7. Imam Ali Kisa’i Kufah (119H-189H)
Beliau Belajar Qiro'at kepada Imam Hamzah, Muhamad Bin Abi Layli dan Isa Bin Umar dari Imam Ashim sedangkan Kedua Murid Periwayatnya adalah Imam Abul Harits (-240H) dan Imam Ad-Duri (-246H).

B. Para Imam Qiro’at Masyhur ‘Asyaroh (Sepuluh), Antara lain :
1 . Imam Ya’qub Bin Ishaq Al-Harhari Bashroh (-205H).
2. Imam Kholaf Bin Hisyam Bin Tholib Al-A’Masyi Mekah (-229H).
3. Imam Ja’far Bin Al-Qo’qo Al-Makhzumi Madinah (230H).

C. Para Imam Qiro’at Syadz Arba’a ‘Asyaroh (Empat Belas), antara lain :
1. Imam Hasan Al-Bashri Bashroh (-110H).
2. Imam Ibnu Muhaisy (-123H).
3. Imam Yahya Ibnu Mubarol Al-Yazidi Baghdad (-202H).
4. Imam Abul Faroj Bin Ahmad Asy-Syambudzi Baghdad (-388H).

"Dari Beliau-beliau Inilah shg dikenal dengan Sebutan Qiro'ah Sab'ah, Qiro'ah 'Asyaroh dan Qiro'ah Arba'a 'Asyaroh sedangkan MURRI Bersanad Ilmu Qiro'ah dan Tajwidul Qur'annya kepada Mereka Khususnya kepada Imam Hafes bin Sulaiman".
والله أعلم بالصّواب


Sumber : Ust. Muhammad Djamhar Abdul Karim

kegiatan Santri PP Al Irsyad Kudus
Ziarah di Kyai Kholil Bangkalan


0 komentar: